Jika merenungkan semua krisis yang terjadi seharusnya kita bertanya, bagaimana mungkin krisis sebanyak ini hadir dalam satu masa secara bersamaan? Secara intuitif besar kemungkinannya krisis-krisis ini bukanlah krisis-krisis yang terpisah dan berdiri sendiri tapi merupakan bagian dari satu krisis besar dengan satu akar permasalahan yang sama.
Untuk itu kita perlu melihat keterkaitan antara krisis-krisis yang terjadi, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan mencoba melihat hubungan sebab-akibatnya. Dari hubungan sebab akibat ini kita bisa melihat akar permasalahan dari seluruh krisis yang terjadi. Dengan mengetahui akar permasalahan yang ada kita akan bisa melihat semua krisis dalam perspektif yang baru dan menemukan solusi yang terbaik untuk mengatasinya.
Untuk menyederhanakan masalah saya akan menggunakan bantuan model dinamika sistem yang digunakan dalam buku ‘Limits To Growth’ dimana faktor-faktor yang diperhitungkan adalah: populasi manusia, hasil industri/ekonomi, produksi pangan, sumber daya alam, dan polusi.
Dari model dinamika sistem ini kita akan melihat korelasi antara berbagai krisis yang terjadi dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Kita akan menganalisis empat krisis dominan yang dipengaruhi oleh batas-batas pertumbuhan planet bumi:
Krisis energi
Pada tahun 1980 harga minyak bumi berada di angka $20 per barrel, tapi sekarang harganya sudah mencapai $100 atau naik 400%. Ini sudah cukup menggambarkan adanya krisis akibat makin tingginya permintaan dan makin terbatasnya penawaran. Keterbatasan penawaran disebabkan oleh makin menurunnya produksi ladang minyak di berbagai negara dan penemuan sumber-sumber minyak baru sangat terbatas. Sementara itu naiknya permintaan disebabkan dua hal: meningkatnya populasi manusia dan meningkatnya aktivitas ekonomi / industri.
Krisis pangan
Krisis pangan juga ditandai oleh terbatasnya ketersediaan pangan dan tingginya permintaan. Faktor yang mempengaruhi tingginya permintaan tentu saja jumlah populasi manusia yang terus meningkat. Sementara itu keterbatasan persediaan pangan disebabkan banyak hal. Antara lain karena produktivitas yang makin menurun, baik karena menurunnya kualitas tanah ataupun karena kerusakan lingkungan.
Produksi pangan juga banyak terganggu oleh kondisi cuaca ekstrim akibat pemanasan global / perubahan iklim. Australia sebagai produsen komoditi pangan dunia mengalami penurunan produksi hingga 50% akibat gangguan cuaca. Banyak negara produsen yang mengurangi atau bahkan menghentikan ekspor pangan demi memenuhi kebutuhan dalam negeri. Kondisi ini makin diperparah lagi dengan banyaknya lahan pertanian yang digunakan untuk produksi bio-fuel guna memenuhi kebutuhan energi.
Krisis Lingkungan
Perubahan iklim atau pemanasan global menandai krisis lingkungan. Ada banyak yang mempengaruhi perubahan iklim, yang paling signifikan adalah polusi dan kerusakan alam akibat meningkatnya aktivitas industri dan tingkat konsumsi sehingga merusak keseimbangan ekosistem.
Krisis ekonomi
Suka atau tidak suka akhirnya harus diakui bahwa sistem ekonomi dunia yang mengasumsikan pertumbuhan ekonomi tanpa batas di planet bumi yang terbatas sudah tidak relevan lagi. Aktivitas ekonomi tidak bisa dilepaskan dari eksploitasi sumber daya alam dan kerusakan lingkungan. Jadi aktivitas ekonomi seharusnya juga memiliki batas-batas untuk bisa membuatnya berkelanjutan. Aktivitas ekonomi tidak bisa dipacu terus-menerus tanpa menimbulkan efek samping yang merusak. Krisis yang berkali-kali terjadi dan masih akan terjadi dalam skala yang lebih besar adalah sebuah indikasi yang tidak bisa dibantah bahwa sistem ekonomi seperti ini memiliki kesalahan yang mendasar dan tidak bisa dilanjutkan. Ini fakta tidak menyenangkan yang harus diterima semua orang.
Dari keempat krisis di atas meningkatnya populasi manusia punya andil dalam tiga krisis ini: krisis energi, krisis pangan, dan krisis lingkungan. Pengaruh populasi pada krisis ekonomi adalah tidak langsung, melalui berbagai krisis, terutama krisis energi. Sementara pertumbuhan ekonomi punya pengaruh langsung pada tiga krisis: krisis ekonomi, krisis lingkungan, dan krisis energi. Pada krisis pangan pengaruhnya tidak langsung, yaitu melalui perubahan iklim. Jadi bisa dikatakan dua faktor ini: pertumbuhan populasi dan pertumbuhan ekonomi, adalah dua faktor paling penting yang mempengaruhi berbagai krisis yang terjadi.
Ada satu krisis yang penting dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari krisis peradaban, yaitu krisis kemanusiaan. Krisis ini tidak saya sebut di atas karena memang tidak berhubungan langsung dengan batas-batas pertumbuhan. Tapi nanti akan jelas bahwa krisis penting ini juga berkaitan dengan akar ke-empat krisis di atas. Krisis kemanusiaan ini meski menyangkut soal manusia ternyata tidak banyak hubungannya dengan masalah pertumbuhan populasi, tapi sangat berhubungan erat dengan pertumbuhan ekonomi.
0 komentar:
Posting Komentar