Ada sebuah cerita sederhana yang sering digunakan untuk memahami masalah pertumbuhan eksponensial dalam kondisi terbatas ini:
Sebuah botol percobaan di laboratorium diisi satu bakteri yang mampu membelah diri setiap satu menit dan makanan yang cukup untuk satu koloni bakteri. Bakteri tersebut akan memenuhi seluruh botol dan kehabisan seluruh cadangan makanan dalam waktu 1 jam. Pada menit ke 55 koloni bakteri baru menempati sekitar 3% botol. Ada bakteri yang mulai khawatir, "Hei kawan, kita punya masalah populasi..!" Tapi dia ditertawakan teman-temannya, "Lihat... botol masih luas, kita baru menempati 3% dan masih ada 97% lagi untuk kita tempati..." Pada menit ke 56, bakteri menempati 6.25% botol. Menit ke 57, menempati 12.5% botol. Akhirnya pada menit ke 59 bakteri menempati setengah wilayah botol dan mulai khawatir. Mereka mengumpulkan bakteri-bakteri yang menguasai sains dan teknologi untuk mencari jalan keluar. Tepat pada menit ke 60 mereka menemukan solusi berupa 3 buah botol yang baru lengkap dengan makanannya. Pada menit ke 61, botol keduapun terisi penuh. Dan pada menit ke 62, seluruh keempat botol yang ada penuh oleh koloni bakteri.
Botol dan makanan adalah planet bumi beserta sumber daya alamnya yang terbatas, sementara bakteri adalah populasi manusia dan pertumbuhan ekonomi. Jelas bahwa upaya menambah persediaan sumber daya alam, bahkan mencari koloni baru bukanlah solusi untuk mengatasi masalah pertumbuhan eksponensial. Itu hanya memberi kita kesempatan bernafas sebentar saja sebelum peradaban manusia masuk ke dalam kondisi overshoot. Banyak ahli yang sepakat bahwa saat ini kita sedang melewati menit ke 59!
Untuk pertumbuhan populasi, sudah ada upaya untuk mengendalikannya. Sekarang tingkat pertumbuhan penduduk dunia sudah mulai berkurang, bahkan di beberapa negara industri tingkat pertumbuhannya negatif. Tapi pertumbuhan ekonomi sampai saat ini belum ada upaya untuk mengendalikannya. Sebaliknya para ekonom dan politisi masih saja berasumsi bahwa pertumbuhan ekonomi harus terus berlanjut dengan alasan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia, meski berbagai krisis seharusnya menyadarkan mereka bahwa ada yang salah dari konsep pertumbuhan ekonomi. Sejarah menunjukkan bahwa pertumbuhan ekonomi sebenarnya hanya meningkatkan kesenjangan antara kaya dan miskin.
0 komentar:
Posting Komentar