Minggu, 26 Oktober 2014

Revolusi Mental 3: Keterbatasan Planet Bumi Dan Pertumbuhan Eksponensial

Dalam dinamika sistem planet bumi, diharapkan kondisi populasi manusia, produksi pangan, hasil industri, penggunaan sumber daya alam, dan polusi berada dalam kondisi berkelanjutan (sustainable), yaitu stabil dalam jangka waktu yang sangat lama. Tapi dari data-data yang dikumpulkan oleh LTG sampai dengan tahun 1972 ada kecenderungan peradaban dunia masuk ke dalam kondisi overshoot.  Kondisi ini terjadi ketika suatu faktor yang bertumbuh secara eksponensial bergerak dengan cepat melewati keterbatasan yang ada dalam sistem dan terlambat diantisipasi. Keadaan ini bisa mengakibatkan sistem mengalami kolaps.

Ada dua faktor penting yang memiliki karakteristik alami untuk bertumbuh secara eksponensial:

1. Pertumbuhan Populasi penduduk.

Secara alamiah untuk mempertahankan kelangsungan spesies, populasi penduduk memang punya kemampuan untuk memperbanyak diri. Jika tingkat kelahiran lebih tinggi dari tingkat kematian, maka yang terjadi adalah pertumbuhan populasi. Pada tahun 1650 jumlah penduduk dunia adalah sekitar 500 juta dengan tingkat pertambahan penduduk sekitar 0.3%. Tapi laju pertambahan penduduk meningkat pesat dan pada tahun 1965 jumlah populasi mencapai 3.3 milyar dengan tingkat pertumbuhan penduduk sebesar 2% per tahun. Setelah tahun 1965 tingkat pertambahan penduduk dunia memang menurun tapi tetap di atas 1.5% per tahun. Saat ini penduduk dunia sudah mencapai lebih dari 7 milyar, meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding tahun 1965!

2. Pertumbuhan Ekonomi/industri.

Yang dimaksud pertumbuhan ekonomi disini tidak terbatas dalam arti finansial saja tapi juga dalam arti volume perputaran barang-barang material dan juga jasa. Pada awal revolusi industri, perpaduan antara mesin dan energi fossil membuat manusia mampu memproduksi barang-barang yang berlimpah dan melakukan berbagai pekerjaan dengan lebih produktif. Akibatnya penggunaan mesin-mesin di berbagai bidang terus bertambah dan kebutuhan-kebutuhan baru juga terus diciptakan untuk menyerap hasil produksi mesin-mesin. Karena pada awal revolusi industri sumber daya alam masih sangat berlimpah dan polusi belum menjadi masalah maka pertumbuhan ekonomi dalam bentuk pertumbuhan industri barang dan jasa dianggap menjadi solusi terbaik untuk mencapai kesejahteraan manusia. Pertumbuhan ekonomi akhirnya menjadi bagian yang tak terpisahkan dari peradaban manusia sampai hari ini.

Faktor lain seperti produksi pangan dan polusi juga bertumbuh secara eksponensial, tapi bukan karena faktor itu sendiri melainkan karena dipengaruhi oleh pertumbuhan populasi dan pertumbuhan ekonomi/industri.



Sementara itu keterbatasan yang ada di planet bumi antara lain:

1. Keterbatasan sumber energi fosil seperti minyak bumi, gas dan batu bara.

Energi fosil merupakan cadangan energi hidrokarbon yang terbentuk jutaan tahun yang lalu. Tapi penggunaannya yang terus meningkat pesat sejak revolusi industri membuat sebagian besar cadangannya terkuras hanya dalam beberapa dekade saja. Cadangan minyak di dunia makin menipis sebagaimana terlihat dari menurunnya kapasitas produksi ladang minyak di berbagai negara. Minyak bumi tidak hanya digunakan untuk bahan bakar, tapi juga untuk bahan baku industri seperti pupuk, pestisida, plastik, dan banyak industri kimia lainnya.

2.  Keterbatasan sumber daya mineral.

Beberapa jenis mineral seperti besi dan alumunium memang tersedia dalam jumlah yang sangat berlimpah, tapi jenis mineral lain seperti timbal, timah, perak, dan seng jumlahnya lebih terbatas. Ada bahaya kelangkaan jika terus menerus ditambang dalam tingkat seperti sekarang. Selain itu keterbatasan bukan cuma masalah jumlah cadangan yang tersedia di planet bumi akan tetapi juga masalah kemampuan manusia untuk menambangnya secara ekonomis.

3. Keterbatasan kemampuan produksi sumber daya alam terbarukan.

Sumber daya alam yang terbarukan ini antara lain lahan pertanian, hutan,  dan laut. Tanah yang digunakan untuk menghasilkan bahan pangan memang dapat berproduksi terus-menerus asalkan diolah dalam batas-batas tertentu yang memperhatikan kemampuan tanah untuk mengembalikan tingkat kesuburannya. Akan tetapi jika dieksploitasi secara berlebihan untuk mengejar target produksi maka tingkat kesuburannya akan berkurang dan produktivitasnya akan terus menurun. Apalagi upaya peningkatan produksi biasanya menggunakan pupuk buatan dan pestisida yang penggunaannya dalam jangka waktu lama bisa merusak ekosistem.

Hutan bisa menghasilkan kayu secara berkesinambungan dan berperan menjaga keseimbangan ekosistem jika penebangan kayu dilakukan dengan memperhatikan batas-batas tertentu sambil memperhatikan proses regenerasi pohon-pohon di dalamnya. Demikian juga dengan hasil tangkapan ikan di laut. Sejauh upaya penangkapan ikan ini diatur dengan memperhatikan kesempatan ikan untuk melakukan proses regenerasi yang alami maka laut akan bisa menghasilkan ikan secara berkesinambungan. Sayang sekali target-target produksi membuat keduanya tidak mungkin mempertahankan keseimbangan alaminya.

4. Keterbatasan ekosistem untuk menyerap polusi dan limbah secara alamiah.

Ekosistem di planet bumi memiliki kemampuan yang luar biasa untuk menyerap polusi dan limbah secara alamiah. Seperti misalnya hasil emisi gas CO2 secara alamiah mampu diserap oleh hutan tropis untuk diubah menjadi O2. Demikian juga dengan limbah hasil industri atau rumah tangga dalam jumlah tertentu dengan mudah dapat terurai di alam, baik oleh berbagai mikroorganisme maupun proses oksidasi. Akan tetapi jika polusi dan limbah ini meningkat terus jumlahnya maka sebagian bisa tidak terolah secara alamiah dan mengakibatkan gangguan ekosistem serta kerusakan lingkungan. Keterbatasan ekosistem ini makin diperparah lagi oleh kerusakan lingkungan akibat aktivitas manusia seperti perusakan hutan untuk keperluan industri dan perkebunan monokultur.

Sayang sekali pada awal revolusi industri masalah keterbatasan ini tidak begitu disadari karena ruang untuk pertumbuhan eksponensial memang masih cukup luas. Akibatnya aktivitas industri dibiarkan terus meningkat tanpa mengindahkan keterbatasan planet bumi. Penggunaan mesin dan energi fosil di berbagai bidang membuat manusia mampu menghasilkan lebih banyak barang sehingga memacu aktivitas perdagangan dan pertumbuhan ekonomi. Revolusi industri memang membuat kaum pemilik modal punya kekuatan luar biasa untuk terus melipatgandakan kekayaan mereka sambil menawarkan sedikit peningkatan kesejahteraan pada orang banyak. Kondisi ini membuat pertumbuhan ekonomi menjadi nilai atau norma utama peradaban. Ini menyimpan bahaya besar yang cenderung lambat disadari, yaitu bahwa pertumbuhan eksponensial sesungguhnya tidak mungkin berlangsung terus dalam suatu sistem yang terbatas seperti planet bumi. Sebuah kekeliruan besar yang harus dibayar mahal oleh generasi berikutnya dalam bentuk krisis peradaban.

0 komentar:

Posting Komentar